Ibu, betapa indah Dia ciptakan dirimu.
Sosokmu yang mengagumkan, membuatku merasa malu.
Kelak, ketika aku menjadi dirimu, apakah aku mampu setegar dirimu?
Dibalik air matamu terselip berjuta doa yang kau panjatkan untuk anak-anakmu ini.
Dulu, ketika aku masih belia, tangisku, mampu membuatmu tegar.
Tawaku, mampu membahagiakanmu.
Dan sekarang, ketika aku mengeluh, aku menangis, apakah kau masih bisa menyembunyikan kerapuhanmu, ibu?
Tak dapat aku bayangkan kelak, ketika aku menjadi dirimu.
Begitu banyak cobaan yang harus kau lewati sendiri.
Begitu banyak penderitaan yang membuatmu meneteskan air mata.
Dibalik air mata itu, kau masih sanggup mengobati lukamu sendiri.
Terkadang, aku lupa telah mempunyai Ibu setegar dirimu.
Dengan tingkah laku ku, dengan keegoisanku, kau masih mampu, masih sanggup menghadapiku tanpa menyakitiku.
Tuhan, doaku utknya, jagalah dia selalu dibawah lindunganmu. Berikan dia yang terbaik yang belum pernah ia rasakan, berikan kebahagiaan kepada kami.
“Dan kelak, ketika aku menjadi sosokmu, Ibu, ajari aku untuk menjadi tegar !”